Senin, 27 Agustus 2012
Padi bawah tanah Teknologi Jepang
Saat tiba di Negeri sakura ini saya juga agak sedikit kaget. Karena bayangan yang terlintas saat mau berangkat dari Indonesia adalah negeri yang penuh teknologi. Ternyata di Negeri sakura inipun banyak sekali persawahan dan perkebunan. Sebagian besar orang-orang jepang yang sudah lanjut usia umur 80-90 dan diatasnya mengoptimalkan di perkebunan, Sambil menunggu jemputan malaikat maut hehe..
Tanaman hijau dengan berbagai macam tanaman
sangat mudah kita temui di negeri sakura ini. melihat pemandangan seperti ini
terkadang kayak di Indonesia saja, gak terasa di Negeri Matahari Terbit.Hanya
bedanya orang-orang Jepang saat bercocok tanam mereka semua memakai sepatu dan
kaos tangan sehingga tidak kotor. Selain itu semua pakai mesin dari bajak
tanah,penanaman padi,sampai pemanenan padi. Jadi cukup satu sampai dua orang
untuk mengerjakan lahan yang luas.
Ada
yang menarik dan subhanallah sebuah kemajuan dari negeri ini. Kalau hal di atas
mungkin hal yang biasa di Indonesiapun banyak.Namun ada lahan di dalam gedung
yang bisa digunakan untuk bercocok tanam. tepatnya Di lantai dasar gedung
Nomura yang berlantai 27 di distrik Otemachi, Tokyo mereka menanam berbagai tanaman
seperti sayuran-sayuran dan padi.
Di areal seluas 1000 m2 tumbuh subur sayuran
seperti tomat, strawberi, padi dan tanaman lainnya. Tanaman di tanam dengan
sistem hidroponik (cara menanam tanpa media tanah). Karena di dalam gedung di
bawah tanah maka sinar mataharipun tidak bisa menembus ke dalam tanaman ini.
Namun dengan teknologinya negeri ini sebagai pengganti cahaya matahari, kebun
dibawah tanah ini di suplai oleh lampu seperti LED, dan high-pressure sodium
vapor lamps. Semuanya di kontrol oleh komputer sehingga baik cahaya maupun
temperatur mirip dengan kebun aslinya.
Untuk menanam
padi, misalnya, dipakai bak tanah yang dirancang khusus. Airnya diganti secara
otomatis setiap hari. Secara berkala juga diberikan nutrisi yang diperlukan
tanaman untuk tumbuh. Di lokasi yang juga disebut Pasona O2 itu, lahan padi
hanya seluas 6 x 5 meter. GM Pasona O2, Yasuyuki Nambu mengatakan, padi
tersebut bisa dipanen 3-4 kali setahun. Setiap panen, bisa menghasilkan 20 Kg
padi. Proyek Pasona ini didirikan tanggal 11 Februari 2005. Kalau misal setiap
keluarga punya satu lahan di bawah rumah mereka maka akan tercukupi kebutuhan
makanan setiap saat. Subhanallah kemandirian yang luar biasa jika terwujud.:-)
Indonesia
kapan dikembangkan seperti ini ya ? atau mungkin gak perlu ya? lahannya
saja masih melimpah ruah tapi belum dimaksimalkan penggunaannya. Tapi kemajuan
teknologinya patut kita tiru dan diterapkan di Negeri kita tercinta. Karena Indonesia
adalah negeri harapan dunia. Negeri yang akan menjadi penyelesai masalah
umat. Negeri kebangkitan dunia InsyaAllah. Itu keyakinan saya. Allahu`alam
bishshowab. aa_dys
Sumber: impactlab
http://masedys.blog.uns.ac.id
Sumber: impactlab
http://masedys.blog.uns.ac.id
Di
sebuah atap menara blok, di atas riuh rendah dan kesibukan Hong Kong,
para petani urban merawat tanaman organik di kebun sayuran.
Kotak-kotak berisi tanah tersebar di atap gedung 14 lantai, di belakangnya ada pemandangan gedung-gedung tinggi dan bukit-bukit hutan. Kotak tersebut berisi berbagai macam sayuran, termasuk timun dan kentang.
Lokasi itu hanyalah satu dari beberapa yang muncul di hutan beton Hong Kong setelah minat akan sayuran organik berkembang. Orang pun kemudian mencari cara untuk kabur dari salah satu tempat paling padat di dunia.
"Saya lebih senang makan apa yang saya tanam daripada yang saya beli di supermarket," kata Melanie Lam, perawat berusia 28 tahun yang datang ke "City Farm" di distrik Quarry Bay di pulau utama Hong Kong, dua kali seminggu.
"Jika dibandingkan dengan sayuran dari supermarket, sayuran yang saya tanam lebih manis dan segar. Saya lebih merasa puas."
Tujuh juta penduduk teritori selatan Cina ini kebanyakan hidup di apartemen karena harga tanah yang sangat mahal. Atap-atap yang tak terpakai di area terpadat menjadi salah satu tempat penanam sayur bekerja.
Foto oleh Philippe Lopez/AFP/FileKota yang terobsesi dengan uang ini termasuk terlambat mengikuti tren pertanian atap. Praktik seperti ini sudah bertahun-tahun populer di kota seperti London dan New York.
Meski tidak ada angka resmi soal lokasi, karena tidak perlu izin untuk membangun lokasi pertanian semacam ini, bukti-bukti ringan mendukung bahwa popularitas aktivitas ini semakin naik.
"Saya rasa pertanian perkotaan menjadi semakin populer...kami tumbuh sangat cepat dalam waktu singkat," kata Osbert Lam, pendiri "City Farm" yang memiliki sekitar 100 petani regular selama dua tahun semenjak buka.
Ada 400 kotak tanaman di area atap seluas 930 meter persegi yang tersedia untuk disewakan dengan harga HK$100-150 (Rp 123 ribu-Rp 180 ribu) per bulan untuk masing-masingnya.
"Mereka yang datang ke peternakan ini sangat bahagia -- Seperti obat penenang, ini cara mereka kabur," kata Lam.
Di To Kwa Wan di timur semenanjung Kowloon, salah satu pendiri pertanian atap lain mengatakan bahwa proyek ini menghidupkan lagi kawasan yang sudah ditinggalkan, kebanyakan karena minimnya transportasi umum dan dominasi populasi orang tua.
Chu Pui-Kwan dan dua temannya muncul dengna ide untuk membuat kebun sayuran di atas atap tak terpakai dari gedung 12 lantai.
Dengan menggunakan kayu-kayu tua dan material lain yang mereka ambil dari tempat proyek bangunan, mereka merakit kotak-kotak untuk tempat tumbuh sayuran, mereka lalu mengajak masyarakat sekitar untuk terlibat sebelum kebun resmi dibuka pada bulan November.
Foto oleh Philippe Lopez/AFP/File"Kami mengundang orang-orang tua dari kawasan ini untuk datang, kami beri mereka cat untuk mewarnai kotak-kotak yang berbeda," kata dia. "Mereka sangat senang."
Kini kotak-kotak warna cerah ini berisi macam-macam sayuran dan rempah, termasuk bayam, kacang polong, sereh, mint dan rosemary, memberi sedikit keceriaan pada kawasan yang kelabu.
Tempat ini punya jam buka reguler dan kelas-kelas yang mengajari orang soal pertanian urban.
Chu juga terlibat dalam Time to Grow, sebuah perusahaan yang bertujuan mendorong agar orang lebih mudah mendapat makanan-makanan yang diproduksi lokal.
Perusahaan ini mengadakan kelas seminggu sekali di Victoria Peak, puncak tertinggi pulau utama Hong Kong, sehingga para peserta bisa langsung melihat pemandangan kota yang menakjubkan.
"Idenya agar setiap rumah memiliki hijau-hijauan meski sedikit...di atap, jendela, bahkan hanya satu pot saja," kata Chu.
Foto oleh Philippe Lopez/AFP/FileData resmi mengindikasikan makanan organik menjadi tambah populer di Hong Kong, angka resmi pertanian yang ikut serta dalam proyek pemerintah untuk mendorong pertanian organik naik dari 193 pada bulan Juni tahun ini, dari 123 pada 2008.
Meski hobi menanam sayur ini tambah populer, namun para petani atap ini belum menumbuhkan cukup banyak sayuran untuk bisa dijual agar mendapat untung, tidak seperti di kota-kota lain yang sudah lebih dulu melakukan inisiatif ini.
Hanya tiga persen dari sayur-sayuran yang dikonsumsi di Hong Kong ditanam secara lokal, menurut data resmi pemerintah.
http://id.berita.yahoo.com/pertanian-di-atap-berkembang-di-hong-kong-yang-kekurangan-ruang.html
Kotak-kotak berisi tanah tersebar di atap gedung 14 lantai, di belakangnya ada pemandangan gedung-gedung tinggi dan bukit-bukit hutan. Kotak tersebut berisi berbagai macam sayuran, termasuk timun dan kentang.
Lokasi itu hanyalah satu dari beberapa yang muncul di hutan beton Hong Kong setelah minat akan sayuran organik berkembang. Orang pun kemudian mencari cara untuk kabur dari salah satu tempat paling padat di dunia.
"Saya lebih senang makan apa yang saya tanam daripada yang saya beli di supermarket," kata Melanie Lam, perawat berusia 28 tahun yang datang ke "City Farm" di distrik Quarry Bay di pulau utama Hong Kong, dua kali seminggu.
"Jika dibandingkan dengan sayuran dari supermarket, sayuran yang saya tanam lebih manis dan segar. Saya lebih merasa puas."
Tujuh juta penduduk teritori selatan Cina ini kebanyakan hidup di apartemen karena harga tanah yang sangat mahal. Atap-atap yang tak terpakai di area terpadat menjadi salah satu tempat penanam sayur bekerja.
Foto oleh Philippe Lopez/AFP/FileKota yang terobsesi dengan uang ini termasuk terlambat mengikuti tren pertanian atap. Praktik seperti ini sudah bertahun-tahun populer di kota seperti London dan New York.
Meski tidak ada angka resmi soal lokasi, karena tidak perlu izin untuk membangun lokasi pertanian semacam ini, bukti-bukti ringan mendukung bahwa popularitas aktivitas ini semakin naik.
"Saya rasa pertanian perkotaan menjadi semakin populer...kami tumbuh sangat cepat dalam waktu singkat," kata Osbert Lam, pendiri "City Farm" yang memiliki sekitar 100 petani regular selama dua tahun semenjak buka.
Ada 400 kotak tanaman di area atap seluas 930 meter persegi yang tersedia untuk disewakan dengan harga HK$100-150 (Rp 123 ribu-Rp 180 ribu) per bulan untuk masing-masingnya.
"Mereka yang datang ke peternakan ini sangat bahagia -- Seperti obat penenang, ini cara mereka kabur," kata Lam.
Di To Kwa Wan di timur semenanjung Kowloon, salah satu pendiri pertanian atap lain mengatakan bahwa proyek ini menghidupkan lagi kawasan yang sudah ditinggalkan, kebanyakan karena minimnya transportasi umum dan dominasi populasi orang tua.
Chu Pui-Kwan dan dua temannya muncul dengna ide untuk membuat kebun sayuran di atas atap tak terpakai dari gedung 12 lantai.
Dengan menggunakan kayu-kayu tua dan material lain yang mereka ambil dari tempat proyek bangunan, mereka merakit kotak-kotak untuk tempat tumbuh sayuran, mereka lalu mengajak masyarakat sekitar untuk terlibat sebelum kebun resmi dibuka pada bulan November.
Foto oleh Philippe Lopez/AFP/File"Kami mengundang orang-orang tua dari kawasan ini untuk datang, kami beri mereka cat untuk mewarnai kotak-kotak yang berbeda," kata dia. "Mereka sangat senang."
Kini kotak-kotak warna cerah ini berisi macam-macam sayuran dan rempah, termasuk bayam, kacang polong, sereh, mint dan rosemary, memberi sedikit keceriaan pada kawasan yang kelabu.
Tempat ini punya jam buka reguler dan kelas-kelas yang mengajari orang soal pertanian urban.
Chu juga terlibat dalam Time to Grow, sebuah perusahaan yang bertujuan mendorong agar orang lebih mudah mendapat makanan-makanan yang diproduksi lokal.
Perusahaan ini mengadakan kelas seminggu sekali di Victoria Peak, puncak tertinggi pulau utama Hong Kong, sehingga para peserta bisa langsung melihat pemandangan kota yang menakjubkan.
"Idenya agar setiap rumah memiliki hijau-hijauan meski sedikit...di atap, jendela, bahkan hanya satu pot saja," kata Chu.
Foto oleh Philippe Lopez/AFP/FileData resmi mengindikasikan makanan organik menjadi tambah populer di Hong Kong, angka resmi pertanian yang ikut serta dalam proyek pemerintah untuk mendorong pertanian organik naik dari 193 pada bulan Juni tahun ini, dari 123 pada 2008.
Meski hobi menanam sayur ini tambah populer, namun para petani atap ini belum menumbuhkan cukup banyak sayuran untuk bisa dijual agar mendapat untung, tidak seperti di kota-kota lain yang sudah lebih dulu melakukan inisiatif ini.
Hanya tiga persen dari sayur-sayuran yang dikonsumsi di Hong Kong ditanam secara lokal, menurut data resmi pemerintah.
Oleh Sam Reeves | AFP
Selasa, 20 Maret 2012
Artikel 1 - HUMUS
Humus adalah tanah yang sangat
subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon
di hutan hutan tropis
yang lebat. Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami
perombakan oleh organisme dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna
coklat kehitaman. Secara kimia, humus didefinisikan sebagai suatu kompleks
organik makromolekular
yang mengandung banyak kandungan seperti fenol,
asam karboksilat, dan alifatik
hidroksida.
Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai
terutama pada lapisan tanah atas sehingga tidak stabil terutama apabila terjadi
perubahan regim suhu,
kelembapan dan aerasi.
Humus bersifat koloidal
seperti liat tetapi amorfous,
luas
permukaan dan daya
jerap jauh melebihi liat dengan kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8-100 me/100
g. Humus mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia seperti Ca,
Mg,
dan K, humus juga merupakan sumber energi jasad mikro serta memberikan
warna gelap pada tanah.
Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap
kebertahanan dan kesuburan tanah. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman dan akan berperan baik bagi
pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dengan
sangat memuaskan terutama dalam pengikatan bahan kimia toksik
dalam tanah dan air. Selain itu humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk
anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi
tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia
dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa
organik toksik. Dengan demikian sudah selayaknya pupuk-pupuk organik yang kaya
akan humus ini menggantikan peran dari pupuk-pupuk sintesis dalam menjaga
kualitas tanah.
Kamis, 23 Februari 2012
Penghijauan perkotaan
Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman-taman kota, taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Dalam hal ini penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan.
Pada proses fotosintesa tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H12O6 serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekira 150.000 juta ton CO2 dan 25.000 juta ton hidrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik. Setiap jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang ekuivalen dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekira 200 orang dalam waktu yang sama. Setiap pohon yang ditanam mempunyai kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 pendingin udara (AC), yang dioperasikan 20 jam terus menerus setiap harinya. Setiap 93 m2 pepohonan mampu menyerap kebisingan suara sebesar 8 desibel, dan setiap 1 ha pepohonan mampu menetralkan CO2 yang dikeluarkan 20 kendaraan.(Zoer’aini Djamal Irwan,1996).
Begitu pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalam menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota.
Penghijauan berperan dan berfungsi (1) Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan; (2) Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar; (3) Pencipta lingkungan hidup (ekologis); (4) Penyeimbangan alam (adaphis) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya; (5) Perlindungan (protektif), terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin kencang, terik matahari, gas atau debu-debu); (6) Keindahan (estetika); (7) Kesehatan (hygiene); (8) Rekreasi dan pendidikan (edukatif); (9) Sosial politik ekonomi.
Seperti yang dikemukan oleh Eckbo (1956) bahwa pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan agar tumbuh dengan baik hendaknya dipertimbangkan syarat-syarat hortikultura (ekologikal) dan syarat- syarat fisik. Syarat hortikultural yaitu respons dan toleransi terhadap temperatur, kebutuhan air, kebutuhan dan toleransi terhadap cahaya matahari, kebutuhan tanah, hama dan penyakit, serta syarat-syarat fisik lainnya yaitu tujuan penghijauan, persyaratan budi daya, bentuk tajuk, warna, aroma.
Fungsi dan manfaat hutan didaerah perkotaan, antara lain menciptakan iklim mikro, engineering, arsitektural, estetika, modifikasi suhu, peresapan air hujan, perlindungan angin dan udara, pengendalian polusi udara, pengelolaan limbah dan memperkecil pantulan sinar matahari, pengendalian erosi tanah, mengurangi aliran permukaan, mengikat tanah. Konstruksi vegetasi dapat mengatur keseimbangan air dengan cara intersepsi, infiltrasi, evaporasi dan transpirasi.
Hutan kota (urban forestry) menurut Grey dan Denehe (1978), meliputi semua vegetasi berkayu di dalam lingkungan pemukiman, mulai dari kampung yang kecil sampai kota besar. Fukuara dkk. (1988) mengemukakan tentang hutan kota, yaitu ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada penduduk kota dalam kegunaan proteksi, estetika serta rekreasi khusus lainnya.
Sedangkan menurut Grey dan Denehe (1978), hutan kota (urban forestry) meliputi semua vegetasi berkayu di dalam lingkungan pemukiman, mulai dari kampung yang kecil sampai kota besar. Mengingat pekarangan mengandung sifat perhutanan yang beraspirasi untuk kepentingan rakyat, maka pengembangan perhutanan yang bersifat pekarangan ini tampaknya lebih demokrasi yaitu sistem agroforestry yang dikelola rakyat. Pekarangan dapat menghasilkan kayu, bambu, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan obat-obatan.
Sebagai konsekuensi tumbuhan sebagai produsen pertama dalam ekosistem, dan mengingat fungsi hutan kota dan fungsi penghijauan perkotaan sangat bergantung kepada vegetasi yang digunakan maka tidak perlu lagi dipersoalkan luas lahan sebagai syarat hutan kota. Yang penting adalah jumlah dan keanekaragaman vegetasi yang ditaman di perkotaan sebanyak mungkin. Dengan demikian penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota perlu ditingkatkan secara konseptual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-menerus.
Rabu, 22 Februari 2012
Pemanasan global
Our world,banjir, rob, erosi pantai, intrusi air laut, kekeringan yang panjang,
suhu yang sangat ekstrim, kita rasakan sehari-hari, puting beliung,
badai dahsyat, dll.
Why?
Kondisi atmosfer kita saat ini ibaratnya seperti keranjang sampah raksasa, yang berfungsi sebagai wadah dari bermacam-macam gas yang dimuntahkan dari bumi. Kondisi ini semakin diperparah dengan semakin tingginya laju pemusnahan vegetasi/pohon oleh manusia yang ada di bumi, seperti pembalakan hutan yang seakan tiada hentinya, yang tidak diimbangi dengan upaya-upaya pemulihan dan pelestarian, sehingga diluar kemampuan alam untuk menetralisir & mendaurulang kembali gas-gas tersebut.
Aktivitas manusia di bumi yang kelewat tinggi sejalan dengan trend gaya hidup manusia modern, dimana setiap hari kita saksikan jutaan industri dan kendaran bermotor memuntahkan gas-gas polutan ke atmosfer khususnya CO2.
Be happy but anxious,
climate change, pemanasan global, berbagai isyarat/tanda-tanda dan fenomena alam yang muncul akhir-akhir ini dengan silih berganti seolah tak henti menghampiri kita. Seperti diketahui perubahan iklim (climate change) adalah gejala naiknya suhu permukaan bumi akibat naiknya intensitas efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan terjadinya pemanasan global. Kenaikan suhu udara ini dipicu oleh semakin tingginya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer, diantaranya oleh CO2 yang banyak dihasilkan dari aktivitas manusia seperti kegiatan pembakaran bahan bakar fosil (mis: minyak, gas, batubara) yang banyak digunakan untuk industri, transportasi, rumah tangga, pembangkit, dll. Menurut para ahli, dalam waktu 70 tahun sejak tahun 1940 suhu udara rata-rata di bumi diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 0,50 C. Pemanasan global akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub, kemudian gelombang panas akan mengacaukan iklim dan menimbulkan badai dahsyat yang dapat memporakporandakan bangunan di berbagai kota.
Fenomena pemanasan global, akan semakin parahkah?
Setidaknya sebuah antisipasi sebagai upaya mencegah atau memperlambat terjadinya pemanasan global tersebut menjadi sebuah prioritas, sosialisasi semua elemen masyarakat untuk memahami gerak kemajuan, harus diikuti pula dengan menjaga memelihara dan memperbaiki semua dampak yang telah terjadi dan timbul karenanya. Menjaga sekaligus memperbaiki alam, selanjutnya memelihara.
Why?
Kondisi atmosfer kita saat ini ibaratnya seperti keranjang sampah raksasa, yang berfungsi sebagai wadah dari bermacam-macam gas yang dimuntahkan dari bumi. Kondisi ini semakin diperparah dengan semakin tingginya laju pemusnahan vegetasi/pohon oleh manusia yang ada di bumi, seperti pembalakan hutan yang seakan tiada hentinya, yang tidak diimbangi dengan upaya-upaya pemulihan dan pelestarian, sehingga diluar kemampuan alam untuk menetralisir & mendaurulang kembali gas-gas tersebut.
Aktivitas manusia di bumi yang kelewat tinggi sejalan dengan trend gaya hidup manusia modern, dimana setiap hari kita saksikan jutaan industri dan kendaran bermotor memuntahkan gas-gas polutan ke atmosfer khususnya CO2.
Be happy but anxious,
climate change, pemanasan global, berbagai isyarat/tanda-tanda dan fenomena alam yang muncul akhir-akhir ini dengan silih berganti seolah tak henti menghampiri kita. Seperti diketahui perubahan iklim (climate change) adalah gejala naiknya suhu permukaan bumi akibat naiknya intensitas efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan terjadinya pemanasan global. Kenaikan suhu udara ini dipicu oleh semakin tingginya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer, diantaranya oleh CO2 yang banyak dihasilkan dari aktivitas manusia seperti kegiatan pembakaran bahan bakar fosil (mis: minyak, gas, batubara) yang banyak digunakan untuk industri, transportasi, rumah tangga, pembangkit, dll. Menurut para ahli, dalam waktu 70 tahun sejak tahun 1940 suhu udara rata-rata di bumi diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 0,50 C. Pemanasan global akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub, kemudian gelombang panas akan mengacaukan iklim dan menimbulkan badai dahsyat yang dapat memporakporandakan bangunan di berbagai kota.
Fenomena pemanasan global, akan semakin parahkah?
Setidaknya sebuah antisipasi sebagai upaya mencegah atau memperlambat terjadinya pemanasan global tersebut menjadi sebuah prioritas, sosialisasi semua elemen masyarakat untuk memahami gerak kemajuan, harus diikuti pula dengan menjaga memelihara dan memperbaiki semua dampak yang telah terjadi dan timbul karenanya. Menjaga sekaligus memperbaiki alam, selanjutnya memelihara.
Langganan:
Postingan (Atom)