Saat tiba di Negeri sakura ini saya juga agak sedikit kaget. Karena bayangan yang terlintas saat mau berangkat dari Indonesia adalah negeri yang penuh teknologi. Ternyata di Negeri sakura inipun banyak sekali persawahan dan perkebunan. Sebagian besar orang-orang jepang yang sudah lanjut usia umur 80-90 dan diatasnya mengoptimalkan di perkebunan, Sambil menunggu jemputan malaikat maut hehe..
Tanaman hijau dengan berbagai macam tanaman
sangat mudah kita temui di negeri sakura ini. melihat pemandangan seperti ini
terkadang kayak di Indonesia saja, gak terasa di Negeri Matahari Terbit.Hanya
bedanya orang-orang Jepang saat bercocok tanam mereka semua memakai sepatu dan
kaos tangan sehingga tidak kotor. Selain itu semua pakai mesin dari bajak
tanah,penanaman padi,sampai pemanenan padi. Jadi cukup satu sampai dua orang
untuk mengerjakan lahan yang luas.
Ada
yang menarik dan subhanallah sebuah kemajuan dari negeri ini. Kalau hal di atas
mungkin hal yang biasa di Indonesiapun banyak.Namun ada lahan di dalam gedung
yang bisa digunakan untuk bercocok tanam. tepatnya Di lantai dasar gedung
Nomura yang berlantai 27 di distrik Otemachi, Tokyo mereka menanam berbagai tanaman
seperti sayuran-sayuran dan padi.
Di areal seluas 1000 m2 tumbuh subur sayuran
seperti tomat, strawberi, padi dan tanaman lainnya. Tanaman di tanam dengan
sistem hidroponik (cara menanam tanpa media tanah). Karena di dalam gedung di
bawah tanah maka sinar mataharipun tidak bisa menembus ke dalam tanaman ini.
Namun dengan teknologinya negeri ini sebagai pengganti cahaya matahari, kebun
dibawah tanah ini di suplai oleh lampu seperti LED, dan high-pressure sodium
vapor lamps. Semuanya di kontrol oleh komputer sehingga baik cahaya maupun
temperatur mirip dengan kebun aslinya.
Untuk menanam
padi, misalnya, dipakai bak tanah yang dirancang khusus. Airnya diganti secara
otomatis setiap hari. Secara berkala juga diberikan nutrisi yang diperlukan
tanaman untuk tumbuh. Di lokasi yang juga disebut Pasona O2 itu, lahan padi
hanya seluas 6 x 5 meter. GM Pasona O2, Yasuyuki Nambu mengatakan, padi
tersebut bisa dipanen 3-4 kali setahun. Setiap panen, bisa menghasilkan 20 Kg
padi. Proyek Pasona ini didirikan tanggal 11 Februari 2005. Kalau misal setiap
keluarga punya satu lahan di bawah rumah mereka maka akan tercukupi kebutuhan
makanan setiap saat. Subhanallah kemandirian yang luar biasa jika terwujud.:-)
Indonesia
kapan dikembangkan seperti ini ya ? atau mungkin gak perlu ya? lahannya
saja masih melimpah ruah tapi belum dimaksimalkan penggunaannya. Tapi kemajuan
teknologinya patut kita tiru dan diterapkan di Negeri kita tercinta. Karena Indonesia
adalah negeri harapan dunia. Negeri yang akan menjadi penyelesai masalah
umat. Negeri kebangkitan dunia InsyaAllah. Itu keyakinan saya. Allahu`alam
bishshowab. aa_dys
Sumber: impactlab
http://masedys.blog.uns.ac.id
Sumber: impactlab
http://masedys.blog.uns.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar